Selasa, 26 Januari 2010

Kisah Rasulullah Membangun Sistem Ekonomi Islam

Kisah Rasulullah Membangun Sistem Ekonomi Islam
firman
Sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, pasar dan sistem perdagangan di kota itu dikuasai dan dimonopoli sepenuhnya oleh orang–orang Yahudi. Maju mundurnya masyarakat Madinah saat itu secara tidak langsung diatur oleh kapitalis Yahudi. Di dalam masyarakat terjadi penindasan, penzaliman dan riba dimana–mana. Setelah Rasulullah hijrah ke Madinah, maka selaku pemimpin, Baginda tidak bisa berdiam diri melihat kekacauan masyarakat Madinah yang bersumber pada eksploitasi oleh sistem ekonomi kapitalis. Langkah yang diambil Baginda adalah mengerahkan Sayidina Abdurrahman bin Auf, seorang hartawan, untuk membangun sistem ekonomi bertaraf ALLAH dan Rasul. Sayidina Abdurrahman bin Auf memulai dengan membangun pasar yang dikelola seratus persen oleh umat Islam sendiri berlokasi tidak jauh dari pasar Yahudi, yang kemudian diberi nama “Suqul Anshar“ atau pasar Anshar. Semua orang Islam dihimbau untuk berjual beli dan melakukan semua aktivitas perdagangan di pasar itu tanpa bekerjasama sedikitpun dengan Yahudi dan tanpa terlibat dengan segala produk atau barang mereka. Dengan semangat perpaduan serta ketaatan pada ALLAH dan Rasul-Nya umat Islam saat itu menumpukan perhatian semata-mata di Suqul Anshar. Bahkan bukan itu saja, karena dalam sistem ekonomi Islam tidak ada penindasan atau riba serta amat memberi kemudahan dan di dalamnya juga terdapat semangat perpaduan dan rasa ber-Tuhan yang tajam, maka banyak orang bukan Islam dan orang luar kota pun tertarik untuk berdagang ke Suqul Anshar.
Hasil dari perjuangan itu maka dalam waktu singkat ekonomi Madinah beralih ke tangan umat Islam, sehingga ekonomi Yahudi yang sudah ratusan tahun, gulung tikar dan bangkrut bahkan mereka menjadi miskin dan akhirnya menutup pasar mereka. Dan karena sebab itu jugalah maka sampai saat ini mereka sangat membenci dan dendam pada umat Islam dan sangat menginginkan secara ekonomi, umat Islam berada dalam kekuasaan mereka tanpa umat Islam menyadarinya.
Demikianlah, perpaduan umat Islam saat itu dalam ketaatan kepada ALLAH dan Rasul-Nya, berhasil membangun ekonomi Islam dan sekaligus merobohkan musuh tanpa berperang secara fisik. Dan seharusnya kita sebagai umat Islam meneladani dan mengikuti sunnah Nabi kita sebagai suatu strategi untuk membangun sistem ekonomi Islam.

BMT Bina Insani Terus Berkembangan

Diawali dari keprihatinan susahnya pelaku ekonomi kecil yang merupakan binaan LSU Bina Insani untuk mengakses modal, pada tahun 1999 didirikan BMT Bina insani. Pada awal pendiriaan hanya mempunyai modal Rp 500.000,- , fasiltas kantor yang tersedia waktu hannya satu buah meja teller, tiga buah kursi dan sebuah mesin ketik, dan itu semua juga merupakan pinjaman dan simpatisan yang peduli. Modal dan fasilitas yang sangat terbatas tidak pernah membuat kecil tekad untuk memberikan solusi permasalahan akses modal bagi masyarakat kecil.
Dengan kegigihan yang pantang menyerah, hasilnya kini BMT Bina Insani mempunyai struktur modal dan omset yang memadai untuk melayani pembiayaan bagi pelaku usaha kecil dan mikro Lembaga yang digawangi oleh Sri Sukarti, Endar, Umi dan Mukharom omsetnya kini berkisar pada angka 1 milyard dan fasilitas kantor yang nyaman dan tentunya takan berpindah pindah lagi.